Friday, April 25, 2014

Tingkat Bahaya Gunung Galunggung jika Meletus Kembali


Gunung Galunggung tahun 1880 dari arah Singaparna. Sumber : Situs Pemkot Tasikmalaya

Saya bukan ahli gunung berapi seperti Mbah Surono lho, tetapi hanya sebatas suka mempelajari gunung. Suka karena gunung api memiliki banyak misteri dan hal yang bisa dipelajari. Udah gitu saya kan suka wisata  ke gunung api, jadi untuk keselamatan perjalanan dan kunjungan harus mengetahui karakter (masing-masing) gunung api yang akan dikunjungi sehingga meminimalisir resiko kecelakaan.


Salah satu gunung api yang paling dekat dengan tempat tinggal saya yaitu Gunung Galunggung, jaraknya hanya sekitar 17 km dari pusat Kota Tasikmalaya. Meskipun tidak terlalu tinggi (hanya 2.167 m dpl) tetapi menurut catatan sejarah, setiap letusannya selalu dahsyat.

Dari catatan sejarah (berbagai sumber) Gunung Galunggung telah meletus beberapa kali.

Tahun 1882
Letusan tahun 1882 ini nampaknya sangat dahsyat, karena letusan ini korbannya mencapai 4 ribu jiwa meninggal dan ratusan desa hancur, dengan kerusakan mencapai 40 km dari puncak gunung.
Letusan ini banyak memakan korban bisa disebabkan karena belum diketahuinya karakter Gunung Galunggung dan bagaimana gejala gunung itu akan meletus, sehingga warga tidak siap menghadapi letusan yang dahsyat.

Tahun 1894
Letusan tahun ini tidak sedahsyat letusan tahun 1882. Tetapi tetap menimbulkan kerusakan di puluhan desa sekitar puncak gunung.

Tahun 1918
Letusan tahun ini tingkat ke-dahsyat-annya semakin menurun dibanding letusan tahun 1894. Letusan hanya mengakibatkan gempa dan hujan abu di sekitar kawah saja. Pada letusan ini muncul kubah lava di dalam danau kawah setinggi 85m dengan ukuran 560 m x 440 m yang dinamakan gunung Jadi.

Tahun 1982
Letusan tahun 1982 mengalami peningkatan ke-dahsyat-an. Letusan disertai suara dentuman, pijaran api, dan kilatan halilintar. Letusan berlangsung sangat lama, sampai 9 bulan. Letusan ini memakan korban jiwa sebanyak 18 orang tetapi bukan disebabkan langsung oleh letusan melainkan karena sebab lain, misalnya kecelakaan, memang sudah tua (hehehe) atau sebab lain.
Letusan ini menimbulkan kerusakan sampai radius 20 km dari puncak gunung. Letusan ini menghancurkan kubah lava Gunung Jadi dan menghasilkan kawah baru seperti yang ada sekarang. Saking dahsyatnya letusan, ketinggian asap letusan mencapai 30-35 km yang mengakibatkan pesawat terbang British Airways 747 melakukan pendaratan darurat karena mesin jetnya mati akibat kemasukan abu.


Tahun 1984
Tanggal 9 Januari 1984 terjadi lagi letusan tetapi dengan tingkal yang rendah skala 1 VEI (http://www.volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=263140).

Kondisi Sekarang
Kawah Galunggung sekarang berisi air berupa danau yang dijadikan obyek wisata andalan Kabupaten Tasikmalaya dan terdapat pemandian air panas di kaki Galunggung dan terdapat 4 curug.
Untuk mengendalikan volume air yang berada di kawah telah dibangun terowongan. Menurut data PVMBG, Gunung Galunggung merupakan gunung api aktif yang memiliki danau kawah di puncak, berdiamter 1000 m dengan kedalaman 11 m dan mempunyai volume air lebih kurang 750ribu m kubik. Di dalam kawah ini terdapat kerucut sinder setinggi 30 m dari dasar kawah dan kaki kerucut berukuran 250 x 165 meter yang terbentuk selama periode erupsi 1982-1983.

Narsis di kawah Gunung Galunggung


Kenapa saya menulis riwayat letusan ? Karena dengan melihat pola itu, akan terlihat bagaimana pola letusan yang akan terjadi. Setelah masa istirahat selama 30 tahun, Gunung Galunggung nampaknya menyimpan energi yang sangat besar jika meletus, sehingga perlu antisipasi mengahadapi letusan yang akan terjadi.


Mengurangi Bahaya Jika Meletus
Untuk mengurangi resiko jika meletus kembali, diperlukan upaya mitigasi bencana. Karena pada umumnya warga Tasikmalaya nampaknya lengah dengan persiapan menghadapi bencana.

Upaya mitigasi bencana Gunungapi Galunggung dilakukan dengan tujuan untuk mencegah/memperkecil jumlah korban manusia serta kerugian harta benda akibat bahaya letusan. Berdasarkan karakternya G. Galunggung mempunyai potensi bahaya dari yang terkecil hingga terbesar. Tapi, dengan mempertimbangkan hasil akhir kegiatan letusan 1982-1983, yang berkomposisi sangat primitif (basal kaya Mg) yang sebanding dengan komposisi “cryptodome” pada akhir kegiatan Galunggung tua, maka diperkirakan pada saat ini dan waktu mendatang Gunungapi Galunggung sedang mengalami fase istirahat sangat panjang, dan mungkin dalam hitungan ribuan tahun untuk mencapai letusan yang sangat dahsyat dan merusak. Berhubung kejadian letusan belum dapat ditentukan secara tepat waktunya, maka berbagai upaya mitigasi bencana perlu dilakukan.

Mitigasi bencana Gunung api Galunggung dilakukan dengan pembuatan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Galunggung, Peta Zona Resiko Bahaya Gunung api Galunggung, monitoring (pemantauan) kegiatan Gunungapi Galunggung, serta pembuatan terowongan pengendali air danau kawah sebagai upaya peringatan dini.


Terowongan pengendali air danau kawah
Pembangunan terowongan dimaksudkan untuk mengurangi dan menstabilkan volume air danau kawah, dengan tujuan untuk memperkecil dampak ancaman lahar letusan jika terjadi letusan. Pembangunan terowongan selesai pada 1997, dengan volume akhir danau kawah yang semula 7.173.794 meter3 (1996) menjadi sebesar 749.764 meter3 (1997). Dari hasil analisis simulasi bahaya lahar letusan maka ancaman bahaya lahar letusan yang melanda tiga sungai utama yang berhulu di daerah puncak, adalah: Cikunir sejauh 1,08 km, Cipanas sejauh 0,72 km, dan Cibanjaran sejauh 1,87 km.


Nah dengan dengan upaya-upaya seperti itu maka ketika Gunung Galunggung meletus kembali diharapkan tidak terjadi korban jiwa atau mengurangi resiko kerugian harta benda.



Referensi :
-http://www.volcano.si.edu/volcano.cfm?vn=263140 (diakses 15 Februari 2014)
-http://volcanoindonesia.blogspot.com/2010/10/galunggung.html (diakses 15 Februari 2014)
-http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Galunggung (diakses 15 Februari 2014)
-http://news.okezone.com/read/2012/02/14/340/575633/sejarah-letusan-gunung-galunggung-yang-mendunia (diakses 15 Februari 2014)